Keluarga Dinasti yang Sesungguhnya - Rivaldyalfi

Keluarga Rothschild merupakan salah satu keluarga terkenal dan berpengaruh terhadap sejarah keuangan dunia.

Keluarga Rothschild

Keluarga Rothschild merupakan salah satu keluarga terkenal dan berpengaruh terhadap sejarah keuangan dunia, mereka telah memberikan banyak kontribusi besar bukan hanya terhadap perkembangan sistem keuangan internasional tetapi juga dalam perang dan politik. 

Keluarga ini telah merintis kejayaannya di Frankfurt Jerman pada abad ke-18 di tengah situasi diskriminasi yang kental dan aturan yang kurang berpihak pada mereka, lantaran mereka adalah keluarga keturunan Yahudi.

Namun siapa yang akan menyangka, bahwa keluarga Rothschild yang dulu hidupnya terbatas, kini menjadi keluarga berpengaruh yang namanya dikenal luas dan tercatat dalam sejarah dunia.

Bibit kesuksesan keluarga Rothschild ini sudah dimulai di Frankfurt Jerman pada tahun 1769, ketika Mayer Amschel Rothschild yang lahir di wilayah geto atau sebuah wilayah yang berarti lorong Yahudi, memulai bisnisnya di tengah keterbatasan dan aturan ketat yang sangat diskriminatif terhadap kaum Yahudi. 

Pada masa itu, orang-orang Yahudi seperti keluarga Rothschild tidak boleh memiliki tanah atau mengelola bisnis pertanian, jadi akhirnya Mayer sempat mengikuti jejak ayah dan kakeknya yaitu menjadi pedagang tekstil. 

Sayang sekali, geto bukanlah tempat yang tepat untuk mengembangkan bisnis tekstil tersebut, karena mayoritas masyarakat geteto adalah pedagang tekstil dan perabot rumah tangga.

Tampaknya, memang bisnis-bisnis itulah yang bisa mereka geluti, karena pemerintah Jerman yang berkuasa saat itu melarang para keturunan Yahudi untuk berbisnis hal-hal lain yang lebih mewah, bahkan jika itu hanya bisnis kain sutra atau buah-buah segar.

Mayer yang tidak puas dengan bisnis tekstilnya, akhirnya mencari celah dan menemukan lahan bisnis lain yang membuatnya sangat bersemangat, karena Mayer yakin bisnisnya kali ini akan memberi keuntungan besar.

Selain melakukan bisnis jual beli barang antik, Mayer juga menjalankan bisnis jual beli koin emas yang di dunia modern saat ini disebut sebagai trading.

Sebagai pedagang yang cerdas, Mayer kemudian mengembangkan strategi bisnis yang saat ini dikenal sebagai strategi front running yaitu perdagangan saham atau aset keuangan, di mana seseorang sudah mengetahui informasi penting yang belum masuk ke ranah publik dan melakukan pembelian aset, sehingga akan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dengan memanipulasi harga jualnya. 

Mayer akhirnya menggeluti bidang ini dengan bertindak sebagai orang yang melakukan transaksi jual beli atas perintah klien atau investornya atau jika di dunia modern mungkin Mayer akan dikenal sebagai pialang saham alias broker. 

Saat itu klien utama Mayer adalah Pangeran William dari Hes Castle yang selalu ingin membeli koin emas. Cara kerja Mayer dia akan menggunakan uang pinjaman untuk membeli barang yang diinginkan lalu menjualnya ke Pangeran William dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga Mayer membelinya, dengan cara berbisnis seperti inilah, akhirnya di tahun 1782 Mayer mengumpulkan kekayaan yang jumlahnya sangat besar dan dia segera menjabat posisi sebagai manajer investasi untuk harta milik Pangeran William.

Bagi orang-orang, Mayer mungkin sudah mencapai puncak kejayaannya, tapi tidak bagi Mayer, yang menganggap ini adalah sebagai permulaan. 

Dia ingin menciptakan pijakan yang kuat di dunia keuangan dan akhirnya mengembangkan kekayaannya dengan membentuk sebuah bank, ini dilakukan Mayer untuk mendapatkan pengakuan, penerimaan dan kepercayaan dari masyarakat, serta tentu saja untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. 

Cara ini terbukti menjadi cara paling Brilian yang ditempuh Mayer, karena akhirnya di akhir tahun 1700-an Mayer telah menjadi orang terkaya di Frankfurt, hanya saja kekayaan itu baginya belum cukup untuk dia dan keluarganya mendapat pijakan yang kuat agar mampu membentuk dinasti keluarga yang akan bertahan dalam ujian waktu, bahkan melampaui sebuah bangsa dan kerajaan yang ada. 

Dari sini bisa dipahami, bahwa tujuan Meyer sebenarnya bukan uang dan harta kekayaan tetapi sebuah pencapaian yang lebih besar dan kemenangan melawan zaman. 

Untuk mencapai semua itu Mayer perlu berpikir dan bertindak lebih besar dan luas dalam menjalankan taktik bisnisnya. Jadi, kemudian Mayer melakukan ekspansi bisnis dengan mengirimkan empat dari lima putranya untuk membangun cabang-cabang bank di negara lain yang ada di Eropa yaitu di Vienna, Napoli, Paris, dan London. 

Jadi kini seluruh bank yang dibangun Mayer itu dikelola oleh putra-putranya sendiri yaitu Amskel Von Rothschild Putra pertamanya mengelola cabang pusat di Frankfurt, Salomon Von Rothschild mengelola cabang di Viena, Nathan Rothschild mengelola cabang di London, Carl Von Rothschild mengelola cabang di Napoli, dan James Von Rothschild si bungsu yang mengelola cabang di Paris.

Di awal tahun 1800-an Inggris sedang menjadi negara adidaya global, dengan pengaruh kerajaan yang luas, mereka tidak tertandingi apalagi di laut, karena adanya Angkatan Laut kerajaan yang ditugaskan.

Bertepatan dengan hal itu, revolusi industri pun telah terjadi dan mempengaruhi ekonomi dunia, karena Inggris telah menjadi pusat industri dan Manufaktur sektor keuangan yang berpusat di London semakin kuat dan menjadi pusat keuangan Global. 

Saat itulah Nathan roschal yang dikirim ke London oleh ayahnya, mengambil peluang dan bertekad untuk memperlihatkan pada ayahnya bahwa dia bisa mengembangkan bisnis keluarganya menjadi lebih besar.

 Di antara saudara-saudaranya Nathan memang terbilang lebih ambisius dan kompetitif, tapi dia juga sangat temperamen hingga mudah tersinggung dan cepat menyerah dalam urusan bisnisnya. 

Sebenarnya tidak akan ada yang menyangka bahwa Nathan akan menjadi sosok paling berhasil di antara saudara-saudaranya. 

Saat itu dia dikirim ke London dengan membawa uang sebanyak 20.000 pounderling atau saat ini setara dengan 1.380.000 pounderding yang jika dirupiahkan akan mencapai nominal 27.090.339.931 sebagai uang investasi dari ayahnya. 

Natan segera mengembangkan uangnya menjadi berkali-kali lipat lewat bisnis di industri tekstil yang saat itu memang sedang bertumbuh di London. 

Lewat industri tekstil inilah Natan menciptakan tiga sumber keuntungan, yaitu dari bahan mentah, warna tekstil, dan produksi. 

Jadi Nathan menyediakan bahan-bahan mentah dan pewarna ke pabrik-pabrik tekstil, lalu Nathan akan membeli barang-barang hasil produksi di pabrik dengan harga yang jauh lebih murah dan dia akan menjualnya dengan harga yang lebih murah daripada siapapun.

Peluang yang diambilnya ini membuat Nathan mampu melipat gandakan uang investasi dari ayahnya yang sebesar 20.000 pounderling menjadi 60.000 pounderling, atau saat ini karena inflasi menjadi setara dengan 4.142.431 Pound Sterling, yang lagi-lagi jika dirupiahkan akan mencapai nominal yang sangat fantastis yaitu sekitar 81 miliar hanya dalam waktu beberapa bulan saja.

Selain bisnis tersebut Nathan juga Mulai melakukan bisnis gelap lain berupa penyelundupan barang tekstil dan logam mulia yang sangat menguntungkannya. 

Hingga di tahun 1808 Nathan dikenal dengan reputasinya sebagai orang yang sangat terampil dan unggul dalam berbisnis. 

Dalam beberapa tahun saja setelah Nathan memulai bisnisnya di London, Nathan berhasil mendapatkan pertumbuhan penjualan yang mengesankan sebesar 800.000 pounderling atau saat ini setara dengan 58.252.946 Pound Sterling yang jika dirupiahkan akan mencapai sekitar 1 triliun 143 miliar rupiah. 

Dengan modal sebesar itu di tangannya, Nathan baru akan membuka bank Rothschild dengan tekad bahwa dia akan membangun yang lebih besar daripada bank ayahnya yang ada di Frankfurt.

Nathan sangat ingin membuat ayahnya bangga dan memperlihatkan kesuksesannya pada sang ayah, tapi sayang sekali sebelum Nathan mencapai puncak kesuksesannya di tahun 1812 kesehatan Mayer menurun dengan cepat dan dia tidak pernah punya kesempatan melihat pencapaian-pencapaian yang kelak akan diraih oleh Nathan. 

Mayer meninggal setelah menyampaikan wasiat kepada anak-anaknya agar selalu menempatkan keluarga sebagai yang pertama dan utama dalam kepentingan serta prioritas mereka agar Rothschild tetap sejahtera.

Wasiat inilah yang nampaknya menjadi alasan mengapa dinasti Rothschild berumur panjang kesuksesannya, ikatan keluarga mereka dan pijakan yang dibuat bersama-sama menjadi sangat kuat untuk membantu mereka meraih kesuksesan dalam berbisnis.

Kini anak-anak mayar tetap meneruskan bisnis ayahnya dan mengembangkan bank yang dibangun di berbagai kota, tapi saat itu Eropa memasuki era peperangan yang berlangsung lebih dari satu abad lamanya, banyak negara-negara di Eropa mulai mengalami krisis ekonomi selama perang berlangsung, tapi berkat sistem keuangan yang canggih yang dimiliki Inggris, negara adidaya ini mampu melancarkan enam perang dalam satu abad tanpa menghadapi keruntuhan ekonomi sama sekali.

Tiba di tahun 1814 Duke of Wellington yang telah memenangkan perang melawan Napoleon, berencana akan meneruskan perang ke Prancis, tapi dia menyadari bahwa dia butuh koin Prancis untuk biaya pengeluaran seperti untuk membeli per bekalan dan membayar pasukan. 

Nathan melihat ini sebagai kesempatan besar yang hanya akan muncul sekali dalam hidupnya, jadi dia pun berupaya untuk memenuhi permintaan koin Prancis yang dibutuhkan kerajaan dan pasukan yang dipimpin oleh Duke of Wellington. 

Ketika Nathan tinggal di London dia tahu bahwa East India company mempunyai emas senilai 800.000 pounderling atau saat ini karena inflasi nilainya setara dengan 52.509.697 pounderling yang jika dirupiahkan akan mencapai angka sekitar 1 triliun 3 miliar 800 juta rupiah untuk dijual. 

Jadi Nathan membelinya setelah tawar-menawar dan mendapat harga murah, dan Nathan pun dengan pemikiran bahwa Duke of Wellington akan membutuhkannya berniat akan menjual emas tersebut dengan harga yang lebih tinggi. 

Ketika dia kembali ke London dengan membawa semua emas itu bersamanya, Nathan segera mendapat surat dari kerajaan yang menyatakan akan membeli emas tersebut dan meminta bantuan Nathan untuk mengirimkannya ke Prancis. Bisnisnya pun berjalan mulus sesuai perkiraan Natan dan dia untung besar dari kesepakatan ini. 

Ketika perang semakin memanas di seluruh penjuru Eropa, tampaknya masyarakat Eropa membutuhkan pasar valuta asing, dan di sinilah keluarga Rothschild mendapatkan ladang bisnisnya yang paling menguntungkan. Mereka menawarkan keunggulan kompetitif yang unik dengan sistem perbankan modern yang membuat mereka bisa mengenakan biaya tinggi, bahkan hingga 8% untuk menyediakan layanan penukaran mata uang. 

Ini hanya sebagian kecil sumber pendapatan keluarga Rothschild selama perang Eropa berlangsung, mereka justru lebih banyak mengambil keuntungan dari hasil menjual informasi terkini dan tercepat mengenai perkembangan trader Forex yang saat itu baru muncul di Eropa.

Jika ada yang belum memahami soal trading forex, ini adalah transaksi jual beli mata uang, jadi para trading akan menukarkan mata uang negara sendiri dengan mata uang negara asing yang diperkirakan nilainya akan naik.

Rothschild menjual informasi semacam itu, memberi perkiraan yang cukup akurat mengenai mata uang mana yang akan melambung naik. Keuntungan yang diterima mereka sangat besar, London House bahkan terus memberi aliran keuntungan kepada perusahaan Nathan yang membuat Nathan Rothschild segera menjadi orang terkaya di dunia saat itu. Sayangnya ketika mencapai puncak kejayaannya di tanggal 28 Juli 1836 Nathan meninggal dunia pada usianya yang ke-58 tahun. Ini mengagetkan banyak orang, karena Nathan meninggal secara tiba-tiba dan di usianya yang terbilang masih cukup muda. Padahal keluarga Rothschild kebanyakan memiliki angka harapan hidup yang panjang, bahkan ibu Nathan sendiri saat itu masih hidup meski usianya sudah mencapai lebih dari 90 tahun. 

Kematiannya pun disorot oleh media-media Eropa dan namanya kemudian dikenang sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh dalam dunia perekonomian Eropa bahkan dunia. 

Beberapa orang mengklaim bahwa tidak ada orang yang mampu menyainginya, melakukan operasi-operasi perdagangan atau bisnis serupa hingga saat ini.

Hal yang paling terasa dari kematian Nathan Rothschild saat itu adalah dampak yang dirasakan oleh pasar valuta asing yang kehilangan sosok penting dalam dunia trading. Namun, bagaimanapun keluarga Rothschild  bisa tetap hidup makmur tanpa Nathan berkat sistem bank yang mereka ciptakan, bahkan bank-bank mereka terus berkembang.

Sangat menarik melihat bagaimana James Rothschild, sang adik, mengambil alih posisi pemimpin dalam dinasti keluarga setelah kepergian Nathan. Seperti kakaknya, James juga memiliki karakter yang kuat dan keuletan dalam menghadapi tekanan bisnis yang kompleks. Sebagai Panglima Tertinggi di Paris, James harus menghadapi tantangan yang serupa dengan yang dihadapi Nathan, bahkan mungkin lebih besar lagi mengingat kekosongan yang ditinggalkan oleh sosok yang begitu berpengaruh.

BERSAMBUNG...

Itulah tadi cerita keluarga Rothschild, keluarga dinasti yang sesungguhnya. Di episode selanjutnya, kita akan menyaksikan bagaimana James Rothschild menangani tanggung jawab barunya, bagaimana dia memimpin dinasti keluarga melalui masa-masa sulit, dan bagaimana dia memperkuat warisan yang telah dibangun oleh ayah dan kakaknya. Diharapkan cerita selanjutnya akan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang dinamika internal keluarga Rothschild dan bagaimana mereka terus menjadi kekuatan utama dalam dunia keuangan global.

Oleh: Rifaldo_Ef

Dalam keluarga Rothschild, kekuasaan dan kekayaan telah menjadi bagian dari warisan yang tak terbantahkan. Namun, dengan kejayaan itu juga datang tantangan yang tak terduga. Ketika perang dan persaingan bisnis semakin memanas, mereka harus menavigasi arus yang berubah dengan cepat. Dalam keadaan yang semakin sulit, keluarga ini terpaksa bersekutu dengan pihak yang berseberangan, hanya untuk bertahan. Namun, ketika skandal besar meruntuhkan reputasi mereka, mereka dihadapkan pada ujian terbesar dalam sejarah keluarga. Meskipun begitu, semangat dan keuletan keluarga ini terus menyala, menciptakan jalan baru untuk menghadapi masa depan yang tidak terduga. Inilah kisah dinasti Rothschild yang menghadapi cobaan dan tantangan, tetapi tetap kuat dan teguh dalam menjaga kehormatan dan keberlanjutan keluarga mereka.

Kekosongan posisi pemimpin, yang tadinya ditempati oleh Nathan, kemudian digantikan oleh James Rothschild, si bungsu yang ditempatkan di Paris dan memang memiliki karakter yang cukup mirip dengan Nathan. Dia menjadi Panglima tertinggi dinasti keluarga yang merasakan langsung bagaimana tekanan yang dihadapi kakaknya selama ini.

Meski margin keuntungan dari pasar valuta asing dan perang masih menjadi Sumber penghasilan yang paling besar, tapi, keluarga Rothschild menghadapi persaingan yang semakin ketat dan mulai mengancam bagian keuntungan mereka.

James sadar, bahwa untuk membawa kejayaan baru yang lebih besar bagi keluarganya dia harus mencari keunggulan lain. Sebagai anak bungsu, James punya pendidikan yang lebih tinggi dibanding kakak-kakaknya, ini yang menjadi bekal dan harapan tersendiri supaya James bisa membawa keluarga Rothschild lebih lebih Jaya lagi. Dia kemudian melirik industri baru yang sedang berkembang, yaitu industri per kereta apian.

Di tahun1800-an, Eropa melakukan perluasan jalur kereta api yang sangat pesat, dimulai dari jalur stockton darlington di Inggris pada tahun 1825, jalur kereta api ini telah merevolusi transportasi, mendorong pertumbuhan industri, meningkatkan perdagangan dan secara otomatis menghubungkan wilayah-wilayah besar di Eropa.

Sepanjang tahun 1840-an, keluarga Rothschild kemudian menyediakan pembiayaan untuk banyak usaha perkereta apian dan mereka juga mendapat perolehan komisi dan keuntungan yang sangat besar dari perdagangan obligasi serta saham perkereta apian. Mereka sangat pandai mengelola uang mereka dan tahu bagaimana cara mengurangi risiko kehilangan uang dalam berbisnis.

Perkembangan dan bisnis mereka pun membuat mereka sekarang bukan hanya seorang bankir, tetapi juga menjadi investor dan pembisnis di berbagai bidang, salah satunya bisnis metalurgi pertambangan dan perkereta apian. Kekayaan mereka terus meningkat dan bertambah, tidak peduli dengan situasi ekonomi apapun yang dihadapi oleh Eropa.

Masih di tahun 1840-an ketika pemerintah Prancis terus menderita kekalahan perang secara berturut-turut, negara itu mulai terilit hutang dan perekonomian negara menjadi sangat terpuruk hingga menyebabkan masyarakat Prancis semakin membenci pemerintah dan para pemodal yang mendukung mereka.

Pemodal itu salah satunya adalah keluarga Rothschild, yang akhirnya menerima dampak kemarahan masyarakat Prancis, di mana mereka membakar bank Rothschild di Prancis yang membuat James jadi kewalahan menghadapi situasi tersebut dan terancam akan mengalami kebangkrutan.

James terpaksa meminta bantuan kepada keponakannya, yaitu putra sulung Nathan yang tinggal di London, yaitu Lionel De Rothscild.

Sebenarnya, jika Lionel membantu james, dia menghadapi risiko besar dan potensi kerugian, tetapi, seperti yang sudah diwasiatkan oleh kakeknya, keluarga harus menjadi yang utama dalam hal apapun, Lionel akhirnya membantu dan mengatur pinjaman dari bank di London untuk menyelamatkan pamannya dari kebangkrutan.

Lionel juga yang tampaknya lebih memiliki pemikiran sosialis, bertekad untuk membantu masyarakat di London, khususnya kaum Yahudi, mendapatkan kehidupan yang jauh lebih sejahtera. Jadi, dia pun mencalonkan diri di parlemen dan membayar media untuk membantunya terpilih.

Di pertengahan abad ke-19, sebagian besar pembatasan terhadap kaum Yahudi Inggris memang telah dihapuskan, dewan telah mengesahkan undang undang yang mengizinkan seorang Yahudi untuk ikut duduk di parlemen.

Atas dasar hukum ini, di bulan Agustus 1847, Lionel De Rothschild mengajukan diri sebagai kandidat partai liberal untuk kota London. Lionel memang kemudian terpilih, tapi ada masalah yang dihadapinya saat pelantikan anggota parlemen, dimana Lionel harus mengucapkan sumpah berdasarkan Alkitab, tapi Lionel menolak dan bersikeras ingin bersumpah berdasarkan perjanjian lama.

Setahun kemudian, anggota dewan menghapuskan peraturan sumpah tersebut dan membuat Lionel maju menempati kursi parlemen.

Seiring berjalannya waktu, usia James yang semakin tua membuat Lionel nampaknya harus pelan-pelan berperan sebagai pemimpin keluarga Rothschild, mengisi posisi yang dulu ditempati oleh ayahnya.

Namun zaman telah berubah banyak pada saat itu, meski keluarga mereka sangat berkuasa di Eropa, tetapi era baru membawa kerajaan perbankan baru masuk ke Eropa, yaitu JP Morgan and Co, yang dimiliki oleh JP Morgan.

Kedatangan perusahaan ini menciptakan persaingan yang besar dan ketat bagi keluarga Rothschild, JP Morgan adalah bangkir dari Inggris yang awalnya bekerja untuk perusahaan perbankan dagang, yaitu George Peabody and Company di tahun 1864 setelah Peabody pensiun JP Morgan mengambil alih perusahaan tersebut, dia masih muda saat itu, tapi pola pikirnya sangat dewasa, dan dianggap menghibur oleh pemodal lain.

Jika menyangkut soal bisnis, JP Morgan suka mengeksplorasi hal-hal baru dan berani mengambil resiko besar dalam perjalanan bisnisnya. Bagi Morgan, untuk bisa masuk ke Liga besar perbankan, itulah yang harus dilakukannya, menjadi orang yang berani mengambil resiko dan dia memilih untuk terjun ke risiko pendanaan pemerintah, dan untuk para bangkir di tahun 1800-an tidak ada peluang bisnis dengan keuntungan besar yang lebih baik daripada perang.

Tidak lama, setelah JP Morgan mengambil alih perusahaan pribadi, ada puluang menarik bagi Morgan dalam berbisnis, saat itu di tahun 1867, Prancis, yang ekonominya telah bangkit kembali, mencoba membeli Luxemburg dari Belanda, tetapi Perusia menentang hal tersebut hingga menimbulkan ketegangan antar negara. Kanselir perusia saat itu yaitu Otto Van bismarck adalah tokoh militer yang dikenal sangat kejam dan haus akan perang serta kekuasaan. Ketika ketegangan antarnegara meningkat, dia menunggu kesempatan untuk menyerang dengan tujuan bisa memajukan penyatuan Jerman di bawah kepemimpinan Prusia.

Tiga tahun setelah ketegangan terjadi, akhirnya apa yang dinantikan oleh Otto terjadi juga, tepat di tanggal 19 Juli 1870 Napoleon 3 menyatakan perang terhadap Prusia.

Melihat peperangan akan segera pecah setelah membiayai perang selama satu abad keluarga Rothschild memiliki kemampuan luar biasa untuk memprediksi apakah suatu negara akan menang atau kalah. Mereka tidak percaya pada Prancis untuk mengalahkan Otto yang terkenal kejam dan tangguh, dan Rothschild berpikir bahwa tidak masuk akal untuk meminjamkan uang kepada Prancis. Di momen ini, ketika bank-bank besar seperti Rothschild dan bering menolak memberi pinjaman uang kepada Prancis, justru JP Morgan melihat ini sebagai peluang yang harus segera diambilnya, dia tidak peduli apakah Prancis bisa atau tidak memenangkan perang, karena yang dipikirkan Morgan adalah apakah Prancis bisa membayar kembali pinjaman yang telah diberikannya.

JP Morgan yakin bahwa meskipun Prancis kalah perang, tapi ketahanan ekonomi negara tersebut bisa menjamin bahwa mereka bisa membayar kembali pinjaman tersebut. Jadi bersama sindikatnya, Morgan berhasil mengumpulkan dana sebesar 10 juta Pound untuk tentara Prancis dan sebagai seorang bangkir Amerika. Dia memberikan keunggulan berupa akses kepada pemerintah Prancis untuk membeli senjata Amerika.

Peperangan antara Prancis dan Prusia itu pada akhirnya ditentukan oleh Jerman dengan diadakannya perjanjian Frankfurt pada tahun 1871, yang menyebabkan kerugian teritorial yang signifikan bagi Prancis, dan Proklamasi kekaisaran Jerman di Hall of Mirrors di Istana Versailles.

Ketika perang ini berakhir dengan kerugian yang lebih banyak di pihak Prancis, untungnya pemerintah Prancis tetap membayar seluruh pinjamannya di tahun 1873, dan membuat JP Morgan mendapatkan banyak keuntungan lebih cepat dari perkiraannya sendiri, dia mendapatkan keuntungan sebanyak 1,5 juta Pound, yang membuat Morgan bisa menambah modal perusahaannya dan mendorongnya ke posisi teratas dalam pembiayaan pemerintah, mengalahkan keluarga Rothschild saat itu.

Tantangan dinasti Rothschild jadi bertambah kali ini, mereka memiliki pesaing yang brilian melihat peluang, apalagi di masa-masa ini, keluarga Rothschild yang telah kehilangan James di tahun 1868, kini sedikit kehilangan arah akibat adanya pengelompokan tersendiri di dalam keluarga mereka.

Lionel yang bertindak sebagai pemimpin keluarga, mulai berusaha lebih terfokus untuk menguatkan kembali kejayaan keluarganya, merekatkan lagi ikatan keluarga, dan membangun status sosial yang lebih tinggi dengan melakukan ekspansi bisnis ke luar Eropa, dan berinvestasi besar-besaran di luar negeri.

Setidaknya diketahui bahwa keluarga Rothschild mengalokasikan 37% portofolio KKN mereka ke Mesir, dan mendanai jalur kereta api India. Namun, untuk benar-benar mencapai kembali kejayaan masa lalu keluarga mereka, Lionel sadar bahwa dia perlu mencari pasar yang lebih mahal, saat itulah Amerika menjadi sasarannya.

Di tahun 1850-an hingga 1870-an Amerika memang telah mengalami pertumbuhan yang pesat di berbagai bidang atas dorongan revolusi industri, ekspansi ke arah barat, dan selesainya proyek yang mereka bangun, yaitu jalur kereta api lintas benua di tahun 1869.

Era ini telah menjadi magnet industri, di mana saat itu Cornelius Vanderbilt berkuasa di bidang kereta api, Andrew Carnegie di bidang baja dan John D. Rockefeller di bidang minyak yang berpuncak pada pembentukan standar oil.

Para pengusaha besar ini telah mengubah arah bisnis Amerika dan memperkenalkan inovasi dan struktur organisasi yang baru, keluarga Rothschild yang sebelumnya meremehkan kekuatan Amerika dan menganggapnya sebagai negeri orang gila, kini melihat bagaimana kebangkitan negara yang segera menjadi pusat keuangan Global yang baru ini sebagai lahan peluang bisnis mereka. Namun sama seperti di Eropa sebelumnya hanya pertumpahan darah yang bisa memberikan peluang lebih baik dan keuntungan lebih banyak.

Di Amerika pertumpahan darah itu terjadi di tanggal 9 Mei 1893, setelah pasar kereta api berkembang pesat selama beberapa dekade, terjadilah ekspansi dan pembangunan berlebihan yang mendadak kacau, hasilnya terjadi great depression yaitu krisis ekonomi paling fatal yang melumpuhkan roda-roda perekonomian dalam skala besar, hingga tidak cuma menyerang rakyat, tapi juga menyerang negara dan bank.

Kepanikan masal pun terjadi, Presiden Amerika saat itu yaitu Grover Cleveland bertekad untuk mempertahankan standar emas dan menolak melakukan kebijakan fiskal ekspansif seperti pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah.

Di era tersebut dolar Amerika masih bukan mata uang utama dunia, kedudukannya masih ditempati oleh pound Inggris, jadi presiden Grover berpikir jika ingin menjaga kepercayaan rakyat dan dunia terhadap pemerintah Amerika Serikat, maka dia harus menjaga konvertibilitas, alias kualitas daya tukar dolar dengan mengganti transaksi sementara ke dalam emas.

Keputusan ini membuat cadangan emas di arah pemerintahan Grover Cleveland hampir habis. Jadi, dia pun meminta bantuan Junius Morgan ayah dari JP Morgan ,yang memiliki perusahaan perbankan di Amerika untuk memberi suntikan dana ke dalam pemerintahannya, sayangnya di akhir tahun 1800-an Junius Morgan meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas, menjadikan JP Morgan sebagai kepala keluarga dan pewaris satu-satunya dari perusahaan ayahnya di Amerika. Karena belum sempat mendapat suntikan dana dari Junius Morganm pemerintahan yang dipimpin Grover terpaksa menghabiskan cadangan emasnya lebih dulu tapi JP Morgan sendiri tidak bisa tinggal diam melihat negara muda Amerika, tempatnya tumbuh ini menuju kehancuran karena itu artinya juga keruntuhan bagi kerajaan perbankan sendiri.

JP Morgan banyak mempertimbangkan keputusannya selama masa-masa ini dan dia tahu satu keluarga yang memiliki akses terhadap emas dalam jumlah besar yang dapat membantu pemerintahan Amerika yaitu keluarga Rothschild. Keluarga itu sudah selama 3 dekade melakukan investasi dalam operasi penambangan emas dan perak karena keluarga itu memang memiliki minat yang sangat besar terhadap emas.

Selain itu banyak penerbitan obligasi yang ditangani keluarga Rothschild pada masa-masa ini terkait dengan peningkatan standar emas oleh penerimanya. JP Morgan berhasil mengumpulkan 65 juta dolar dengan menerbitkan obligasi pemerintah dan menggunakan uang tersebut untuk bernegosiasi dengan keluarga Rothschild.

Setelah kesepakatan terjadi JP Morgan berhasil membeli 3,5 juta ons emas untuk pemerintah federal as. kerjasama antara JP Morgan dan keluarga Rothschild ini menjadikan penawaran obligasi mereka sebagai salah satu investasi yang paling banyak dicari oleh para investor atau trader. Obligasi tersebut bahkan terjual habis hanya dalam waktu 30 menit saat ditawarkan ke publik.

Setelah mendapatkan suntikan dana dari JP Morgan berupa emas, akhirnya Amerika Serikat pun berhasil mendapat pengakuan di kanca dunia sebagai negara baru yang menyaingi negara mana pun dalam sejarah dunia.

Amerika Serikat segera menjadi sebuah negara adidaya, sejalan dengan hal itu keluarkan Rothschild juga berhasil memperluas jangkauan bisnis mereka di Amerika, bahkan seluruh dunia pada tahun 1800-an dan awal 1900-an. Sementara, kerajaan-kerajaan lama di Eropa masih sibuk menghadapi pertikaian besar yang segera mencapai titik puncak ketegangan akibat dipicu oleh persaingan antar negara, pembangunan militer dan aliansi yang kompleks.

Meskipun jalan menuju perang mengancam bisnis dengan potensi bencana tapi keluarga Rothschild melihat peluang untuk manfaatkan situasi ini.

Sepanjang awal 1900-an situasi di Eropa memanas dengan cepat lewat perselisihan antar negara. Kepala bank Rothschild di London yang saat itu posisinya diisi oleh Nathan Baren Rothschild atau yang dikenal dengan nama Nati Rothschild cucu dari Nathan Rothschild dan keponakan dari Lionel De Rothschild kemudian bicara pada pemerintahan Inggris untuk memperluas kemampuan angkatan lautnya. Ini adalah taktik bisnis yang Nati gunakan, karena dia tahu bahwa pemerintah akan rela mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan kekuatan militer mereka, dan ini akan jadi ladang keuntungan yang sangat besar bagi keluarga Rothschild yang meminjamkan uang untuk pemerintah.

Disaat keluarga Rothschild masih memikirkan peluang bisnis dan mencari celah supaya bisa mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, nampaknya perang kali itu akan sangat memburuk dan berada di luar prediksi siapapun. Hal ini dipicu oleh tragedi yang terjadi di tanggal 28 Juni 1914 yaitu pembunuhan Archduk atau Adipati Agung Franz Ferdinand Karl Ludwig Joseph Maria dari Austria yang merupakan pewaris tahta kerajaan Austria Hungaria. Dia dan istrinya dibunuh di Sarajevo setelah ditembak oleh Gavrilo princip yang berusia 19 tahun dan merupakan anggota Young Bosnia. Tujuan pembunuhannya adalah untuk melepaskan Bosnia dari Austria, Hungaria dan menyatukan seluruh bangsa Slavia Selatan yang terdiri dari Bosnia, Bulgaria, Croasia, Macedonia, Montenegro, Serbia dan Slovenia di dalam Serbia Raya.

Namun naas karena pembunuhannya ini malah memicu krisis politik dan deklarasi perang, antara Austria Hungaria melawan Serbia, dan sebulan setelah kematian Archduk Francez Ferdinand, sekutu Austria Hungaria dan sekutu Serbia menyatakan perang satu sama lain hingga pecah Perang Dunia 1.

Eropa dilanda perang besar-besaran dan menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya tidak main-main, dengan perkiraan 10 juta tentara dan 7 juta warga sipil tewas.

Di momen-momen inilah keluarga Rothschild akhirnya bersekutu dengan pihak yang berseberangan, supaya bisa selamat dari Perang Dunia 1. Mereka juga mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari pendanaan perang. Namun selama Perang Dunia 1 ini juga, mereka tidak dapat meraup seluruh peluang keuntungan bisnis yang ada, karena persaingan dengan dinasti perbankan Amerika yang dipimpin oleh JP Morgan. Bank yang dipimpinnya berperan sebagai pemodal utama bagi pemerintahan AS, di mana JP Morgan mengumpulkan dana melalui obligasi perang ,dan memberikan pinjaman penting kepada sekutu-sekutu Eropa.

Di tahun 1935, surat kabar jewish chronicle memberanikan diri untuk membuat pernyataan di beritanya bahwa masa kejayaan keluarga Rothschild sedang memudar. Faktanya, hal ini dipengaruhi oleh generasi penerus Rothschild yang paling berbakat secara intelektual dan punya kemampuan memimpin yang baik telah meninggalkan bisnis keluarganya. Memang, setelah perang dunia 1 keluarga Rothschild menjadi berantakan dan terpecah belah, bahkan dampaknya sampai pada divisi perbankan di berbagai cabang yang kini berjalan masing-masing, karena punya tujuan yang berbeda-beda, lantaran menjadi lebih mengutamakan negara tempat bank-bank ini beroperasi.

Pada saat yang sama, Eropa mulai mengalami peningkatan sentimen antisemit, alias sikap permusuhan terhadap kaum Yahudi yang berujung pada diskriminasi bahkan penganiayaan. Sentimen antisemit ini muncul karena didorong oleh kesulitan ekonomi dan kerusuhan politik, dalam situasi ini keluarga Rothschild sebagai bangkir Yahudi terkemuka harus menghadapi pengawasan dan permusuhan yang semakin ketat.

Jerman, setelah kekalahannya di Perang Dunia 1, negara tersebut mengalami salah satu kemerosotan ekonomi yang paling parah, di sinilah Hitler muncul sebagai pemimpin baru yang memanfaatkan kemarahan masyarakat Jerman, dan dia dengan cepat naik ke posisi Kanselir. Kenaikan kekuasaannya menimbulkan masalah bagi keluarga Rothschild, khususnya cabang perbankan yang ada di Frankfurt, Jerman.

21 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia 1, tepatnya pada tahun 1939 perang terbesar dalam sejarah umat manusia kembali meletus. Setahun setelahnya yaitu pada musim semi tahun 1940, Hitler meraih kemenangan demi kemenangan di perang yang sedang berkobar. Wilayah Denmark dan Norwegia dengan cepat jatuh ke dalam kepemimpinannya, dia juga kemudian menargetkan Belanda dan Belgia untuk ditundukkan, negara-negara di Eropa rasanya saat itu tidak mampu menandingi kekuatan lapis baja dan udara Jerman yang sangat kuat, ini membuat Hitler seperti berada di atas angin, dan dalam waktu singkat, di bulan Juni dia berhasil menguasai Paris.

Hitler dan pasukannya semakin dekat dengan Inggris yang menjadi target penaklukkan berikutnya. Jika Eropa benar-benar dikuasai seluruhnya oleh Jerman, maka sudah tentu, keluarga Rothschild akan terancam menuju kehancuran.

Melihat situasi yang tidak menguntungkan sebagai kaum Yahudi, beberapa anggota keluarga Rothschild kemudian diketahui terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap kepemimpinan NAZI, tapi tidak sedikit juga yang meninggalkan Eropa untuk menghindari penganiayaan dan mencari perlindungan di negara yang lebih aman.

Ketika tank-tank Jerman mulai meluncur ke Paris pada tahun 1940, keluarga Rothschild di Prancis mulai merasakan bahwa diri mereka berada dalam bahaya. Edward the Rothschild, anggota keluarga Rothschild yang tertua di Prancis bersama Robert de Morris berhasil melarikan diri, ada yang pergi ke Amerika, ada pula yang mencari perlindungan di Inggris, meski mereka selamat tapi dampak bagi keluarga Rothschild sangat besar, mereka menerima kerugian finansial yang sangat besar, karena aset dan properti mereka disita oleh Jerman, dampak ini dirasakan mereka, sampai Jerman akhirnya menyerahkan diri kepada PBB dan membebaskan negara-negara jajahannya.

Setelah situasi berangsur-angsur membaik dan tidak ada lagi aktivitas antisemit yang mengganggu Dinasti Rothschild, tantangan lain yang belum terselesaikan mulai mengganggu keberlangsungan kejayaan keluarga ini.

Situasi keluarga yang sempat berpencar-pencar dan tidak lagi satu tujuan lantaran perang dunia telah mengubah tujuan mereka membuat perusahaan Rothschild di London mengambil sikap untuk membangun kembali kejayaan dan menentukan arahnya sendiri.

Perusahaan yang diberi nama NM Rothschild Sun Limited ini menganggap bahwa mereka punya keunggulan kompetitif di bagian pendanaan pemerintah. Mereka, mendanai proyek-proyek besar yang berlangsung dan membangun hubungan baik dengan pemerintah dan negara-negara kuat lainnya, karena ini dipercaya oleh keluarga Rothschild cabang London sebagai cara untuk membuat bisnis mereka selalu berjalan baik.

Mereka tidak mengutamakan ekspansi, melainkan mempertahankan model bisnisnya sebagai klub swasta yang mampu membiayai para elit sambil terus menghindari pengawasan publik.

Di tahun 1970-an Robert Maxwell calon Raja media yang bertugas di Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia I meminta bantuan kepada NM Rothschild untuk bisnisnya di industri penerbitan. Jadi setelah perang, Robert yang sempat bekerja untuk bagian intelijen Inggris, kemudian mengubah jalannya ke industri penerbitan, yang pada tahun 1950-an dan 1960-an akhirnya dia berhasil mengambil alih beberapa perusahaan penerbitan Inggris termasuk surat kabar, pergamen press dan Mira group.

Robert adalah juga seorang Yahudi yang keluarganya musnah semua dalam holocus dan hanya dia yang berhasil selamat. Sejak kecil dia menderita dalam kemiskinan, itu sebabnya dia kemudian bertekad untuk tidak pernah menjadi miskin lagi dan ingin membesarkan kerajaan bisnisnya, untuk itu Robert membutuhkan banyak uang yang mungkin hanya bisa disediakan oleh orang-orang seperti keluarga Rothschild, dia akhirnya melakukan transaksi peminjaman dan investasi dengan keluarga Robert di akhir tahun 70-an.

Sepanjang tahun 1980-an tampaknya investasi Robert berjalan baik, tapi masalahnya muncul di dalam internal perusahaan NM Rothschild. Saat itu Lord VictorRothschild dan putranya yang bernama Jacob Rothschild bertengkar dan berselisih paham dengan sepupu mereka yaitu Sir Evelyn The Rothschild.

Di masa ini perubahan besar sedang terjadi di dunia perbankan, di mana bank-bank besar mengambil alih bank-bank kecil untuk menjadi bagian dari diri mereka, yang tentu saja akan mendatangkan keuntungan lebih banyak dengan risiko lebih kecil lewat cara ini. Di sinilah Jacob Rothschild meyakini bahwa sistem perbangkan mereka harus beradaptasi dengan strategi di era modern dan mengejar ekspansi secara agresif, namun sir Evelyn yang memimpin NM Rothschild menegaskan pada Jacob bahwa modernisasi struktur kepemilikan akan sangat beresiko terhadap kendali mutlak yang dimiliki keluarga, karena memang sudah aturannya bahwa kendali bank Rothschild harus selalu dimiliki sepenuhnya oleh keluarga Rothschild.

Dalam ketegangan antara putranya Jacob dan saudara Sir Evelyn, akhirnya Lord Victor Rothschild turun tangan untuk menengahi mereka yang berakhir pada keputusan bahwa Jacob dan Lord Victor dipaksa keluar dari perusahaan.

Namun ini baru masalah kecil yang terjadi di dalam internal NM Rothschild, sampai akhirnya sebuah skandal besar meledak dan mengancam reputasi keluarga Rothschild, semuanya karena Robert Maxwell ditemukan meninggal di tahun 1991 setelah menghilang dari kapal pesiar pribadinya yang sedang berlayar di lautan sekitar kepulauan Canari.

Kematiannya juga akhirnya mengungkap bahwa Robert telah menyalahgunakan ratusan juta dana pensiun karyawannya untuk menopang operasional perusahaan dan kehidupan mewahnya. Ada dua versi cerita untuk kematiannya, yaitu Robert mengakhiri hidup atau Robert mengalami kecelakaan.

Terlepas Bagaimana Robert menemui ajal, namun yang jelas kematiannya telah membuat reputasi NM Rothschild menjadi turun karena terseret skandal besar penggelapan uang yang dilakukan oleh Robert. Sir Evelin menanggapi kejadian ini dengan bijak dan meyakinkan dirinya untuk tetap perlu mengutamakan kebijaksanaan dan privasi bank. Bagaimanapun skandal yang menyeretnya NM Rothschild hingga saat ini masih menjadi puncak dari warisan yang dimiliki oleh keluarga Rothschild, dari informasi terbaru yang didapatkan di tahun 2023 keluarga Rothschild kini sudah melakukan perluasan kepentingan dan bisnisnya di berbagai sektor melampaui perbankan tradisional.

Perusahaan mereka sudah mencakup perbankan investasi, manajemen kekayaan dan Aset ekuitas swasta dan filantropi. Pendirian perbankan awal di Paris, Vienna, Frankfurt, London dan Naples yang pernah menjadi landasan dinasti perbankan Rothschild telah beradaptasi dengan landscape keuangan yang terus berkembang. Pengaruh mereka kini meluas, seiring berjalannya waktu.

Pengaruh mereka saat ini tidak terlepas dari kesuksesan Mayer amskel Rothschild dalam mendidik dan menanamkan prinsip pada anak-anaknya yaitu Amskel Von Rothschild, Salamon Von Rothschild, Nathan Rothschild, Carl Von Rothschild dan James Von Rothschild, Di mana mereka semua dalam waktu singkat berhasil meraih kesuksesan dan bahkan mendapat gelar bangsawan dari kerajaan Austria.

Anak-anak Mayer pun bisa berhasil mempertahankan kejayaan hingga sejauh ini berkat mematuhi wasiatnya yang meminta agar mereka semua selalu mendahulukan keluarga dibanding kepentingan apun.

Jadi, untuk menjaga jalinan kekeluargaan mereka dan mempertahankan kejayaan serta hanya menggunakan kekayaan untuk keluarga sendiri, kebanyakan anak-anak di generasi berikutnya kemudian menikah dengan sepupu-sepupu mereka sendiri. Seperti contohnya anak Salomon yang bernama Ansel Von Rothschild menikahi sepupunya putri dari Nathan yang bernama Charlotte Rothschild, putra sulung Nathan yang bernama Lionel De Rothschild juga kemudian menikahi putri dari Carl Von roschild yang bernama Carlot.

Itulah yang terjadi selama beberapa generasi, hanya Amschel yang tidak melakukan praktik pernikahan antara sepupu, itu karena dia memang tidak pernah menikah dan tidak punya anak sama sekali. Jadi ketika Amschel Von Rothschild meninggal, cabang Frankfurt yang dikelolanya diwariskan kepada dua dari tiga anak laki-laki Carl Von Rothschild yaitu Mayer Von Rothschild dan Wilhelm Von Rothschild.

Sementara anak tengah Carl yang bernama Adolf Von Rothschild mewarisi cabang Naples, sayangnya ketiga anak ini tidak ada yang memiliki keturunan, sehingga cabang di Naples dan Frankfurt terpaksa ditutup.

Memasuki generasi keempat, anak-anak yang hidupnya sudah bergelimang kekayaan merasa bahwa mereka ingin menentukan jalannya sendiri karena kurang tertarik dengan bisnis perbankan. Beberapa di antara mereka ada yang lebih tertarik pada dunia seni, arsitektur bahkan politik. Dua anak Ansel Von Rothschild adalah contohnya, dimana mereka berkiprah di bidang seni dan politik. Jadi si bungsu Albert Von Rothschild akhirnya mewarisi posisi ayahnya sebagai pemegang cabang bank Rothschild di Vienna.

Albert menikah dengan sepupunya yaitu Bettina Rothschild putri dari Alphon Von Rothschild yang merupakan anak dari James Rothschild, lalu mewariskan posisinya lagi ke salah satu putranya yaitu Leouis the Rothschild, sayangnya di tangan Louis bank yang dikelolanyaanya bangkrut karena tiga situasi besar, krisis ekonomi yang terjadi di Vienna serta karena NAZI menyita aset dan propertinya di perang dunia 2, disini yang tersisa hanyalah cabang di London dan Paris yang memang masih ada hingga saat ini.

Cabang Paris yang dikelola James kemudian diturunkan kepada empat anaknya yang lahir dari pernikahan dengan Betti Rothschild keponakannya sendiri, anak dari Salomon Von Rothschild. Dari keempat putra itu, anak ketiga James yang bernama Salomon the Rothschild meninggal di usia muda saat sedang berada di Amerika, karena dia bercita-cita ingin membuka cabang Bank di sana, sisanya anak-anak James meneruskan garis keturunan yang bertahan hingga saat ini.

Sebagai catatan di balik pengaruh Rothschild dalam sistem pergerakan ekonomi dunia yang sudah berlangsung selama ratusan tahun, sudah dijelaskan tadi bahwa keluarga Rothschild ini memang memanfaatkan perang sebagai ladang bisnis mereka, tempat di mana mereka bisa meraup keuntungan dari negara-negara adidaya.

Dari rumor yang beredar keluarga Rothschild juga Bahkan punya pengaruh yang kuat hingga bisa mengatur geopolitik dunia. Tidak hanya itu, konon katanya keluarga Rothschild juga mendukung gerakan Zionis Israel dalam perang dan usahanya menguasai tanah Palestina. Putra bungsu James yang bernama Edmond the Rothschild merupakan pendukung gerakan Zionis awal, jauh sebelum holocus terjadi dan beberapa dekade sebelum pendudukan Inggris di Palestina.

Edmond adalah tokoh yang Membeli tanah dari Ottoman dan membantu mendanai Pemukiman Yahudi pertama di tanah Palestina yang sekarang disebut Israel. Putra Edmund yaitu James kemudian mengambil alih dana yang kemudian digunakan untuk membangun gedung Knesset atau sekarang dikenal sebagai Gedung Parlemen Israel di Yerusalem.

Sementara Edmond dan keluarganya sibuk dengan kiprahnya mendukung Zionis, Putra sulung James Von Rothschild yaitu Alphonse the Rothschild menjadi pemimpin perusahaan perbankan Rothschild. Saat ini posisi tertinggi dari perusahaan yang berganti nama menjadi Rothschild and Co dipegang oleh David the Rothschild generasi keenam keluarga Rothschild yang kemudian bergabung dengan perusahaan di London, dimana David dijadikan ketua tertinggi dan kepala keluarga.

David juga diketahui saat ini menjabat sebagai ketua kongres Yahudi dunia dan organisasi internasional yang berbasis di New York yang mewakili kepentingan diplomatik Yahudi di seluruh dunia, David telah menempatkan putranya yaitu Alexandre De Rothschild sebagai pewaris utama.

Berbanding lurus dengan keturunan Nathan Rothschild yang dikenal sangat manusiawi yang jarang diketahui oleh orang lain adalah dia tercatat dalam sejarah sebagai tokoh yang punya andil besar dalam mengakhiri perbudakan di Inggris selama dia berjaya di sana dengan mengeluarkan jutaan poundsterling untuk membantu membeli dan memerdekakan para budak.

Sifatnya ini tampaknya menurun pada keempat putranya, terutama si sulung dan si bungsu yaitu Lionel the Rothschild dan Mayer the Rothschild yang terjun ke dunia politik untuk membantu membuat perubahan dalam perundang-undangan dan membawa negara menjadi tempat yang lebih baik serta manusiawi untuk para rakyatnya.

Putra Lionel yang bernama Nathan Baren Rothschild juga bergabung ke dalam dunia politik untuk meneruskan kepentingan keluarganya, dia tidak hanya duduk sebagai anggota parlemen tetapi juga mewarisi perusahaan keluarga dan kemudian terlibat dalam pendanaan Cecil rodes, pendiri rodesia dan perurusahaan berlian The Bears, kiprahnya menambah pengaruh kekayaan serta kekuasaan keluarga di Inggris, hasilnya diturunkan kepada putranya yaitu Walter Baren Rothschild dari hasil pernikahan dengan Emma Rothschild sepupunya sendiri.

Walter memiliki peran besar dalam keterlibatannya di deklarasi pemerintahan Inggris yang membangun tanah air nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestin. Sebenarnya keputusan keterlibatan ini tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh keluarga Rothschild, sepupu Walter yang bernama Lionel De Rothschild salah satu anggota parlemen Inggris menentang habis-habisan pembentukan negara Yahudi di Palestina dan dia mengupayakan terciptanya Liga Yahudi Inggris yang mendukung penentangan pembentukan negara Yahudi ini.

Bagaimanapun masih banyak pertentangan dan pertengkaran internal yang terjadi di dalam keluarga Rothschild, tapi hal itu tidak pernah membuat keluarga ini jadi hancur, mereka justru semakin berkembang dan bertahan dalam kejayaan melintasi zaman.

Saat ini, setelah melewati enam generasi keluarga, penikahan antar sepupu tidak lagi dilakukan dan kebanyakan keluarga Rothschild menikahi orang-orang berpengaruh, seperti pemenang Nobel pemilik perusahaan Guinnes Bear, keluarga Hilton yang merupakan salah satu keluarga terkaya di dunia dan keluarga Goldsmith yang juga merupakan keluarga keturunan Yahudi dan bergerak di bidang perbankan. Namun tetap saja prinsip mengenai pemegang kekuasaan mutlak perusahaan hanya bisa diwariskan kepada keturunan-keturunan Rothschild yang ada.

TAMAT

Itulah tadi cerita keluarga Rothschild, keluarga dinasti yang sesungguhnya. Di episode selanjutnya, kita akan menyaksikan bagaimana James Rothschild menangani tanggung jawab barunya, bagaimana dia memimpin dinasti keluarga melalui masa-masa sulit, dan bagaimana dia memperkuat warisan yang telah dibangun oleh ayah dan kakaknya. Diharapkan cerita selanjutnya akan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang dinamika internal keluarga Rothschild dan bagaimana mereka terus menjadi kekuatan utama dalam dunia keuangan global.

Oleh: Rifaldo_Ef